Terkoplak-koplak

Information blog



JAKARTA - Masyarakat Indonesia di kota-kota besar seluruh Indonesia akan mematikan lampu selama satu jam pada malam ini dalam rangka memperingati Earth Hour yang digelar World Wildlife Fund (WWF). Direktur Utama (Dirut) PT PLN Dahlan Iskan menyambut baik aksi tersebut dan berharap masyarakat bisa menyadari arti pentingnya listrik.

"Sudah hampir tiga bulan tidak ada mati lampu. Orang sudah lupa dan menganggap listrik tidak penting. Saya kira aksi Earth Hour ini bagus untuk mengingatkan pentingnya penghematan listrik," ujar Dahlan di Jakarta, Sabtu (27/3/2010).

Seperti diketahui, kampanye mematikan lampu selama satu jam ini nantinya akan dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia. Tahun ini adalah kali kedua Indonesia ikut mendukung aksi Earth Hour. Adapun untuk tahun ini, masyarakat diimbau untuk mematikan lampu sejak pukul 20.30-21.30 WIB.

Khusus wilayah DKI Jakarta, Pemerintah Daerah (Pemda) berkomitmen memadamkan lampu di lima ikon kota, yakni Bundaran HI dan air mancurnya, Monas dan air mancur menarinya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda dan Air Mancur Patung Arjuna Wiwaha.

Lebih lanjut Dahlan mengusulkan agar aksi pemadaman lampu ini hendaknya dilakukan sebelum pukul 20.30 WIB. Sebab, saat itu beban listrik masih cukup tinggi sehingga dengan adanya pemadaman lampu bisa membantu mengurangi beban.

"Kalau setelah jam 21.00 WIB, beban listrik memang relatif sudah berkurang," tuturnya.

Pada kesempatan ini Dahlan mengungkapkan, sepanjang sejarah di Indonesia, beban puncak tertinggi pemakaian listrik terjadi pada 3 Maret 2010. Seperti diketahui saat itu tengah berlangsung Sidang Paripurna Kasus Bank Century di DPR.

"Beban tertinggi yang pernah terjadi sepanjang sejarah di Indonesia adalah saat Sidang Paripurna Century. Semua orang menonton tayangan langsung melalaui televisi. Saat itu beban listrik di Jawa-Bali mencapai 17.500 MW," ungkapnya.

Selain mendukung aksi penghematan listrik seperti Earth Hour, PLN juga mengimbau kepada masyarakat untuk menghemat pemakaian listrik pada bulan Juli-September dimana suhu udara meningkat dua derajat celsius. Umumnya, ujar Dahlan, pemakaian listrik meningkat karena masyarakat menyalakan AC.

"Gerakan seperti Earth Hour akan lebih efektif apabila dilakukan pada bulan Juli-September. Pada hari itu suhu di Jakarta naik dua derajat, semua menghidupkan AC. Akibatnya beban trafo akan penuh," paparnya.

General Manajer PLN Disjaya Purnomo Willy memperkirakan penghematan daya yang bisa diperoleh dari aksi Earth Hour selama satu jam tersebut mencapai 100 MW atau setara Rp70 juta. Pada kondisi normal, beban listrik di wilayah Jakarta dan Tangerang pada jam-jam tersebut mencapai 3.900 MW.

"Kalau dari perkiraan saya mungkin 100 MW. Normalnya malam minggu itu sekitar 3.900 MW," kata Purnomo.

Senada dengan Dahlan, Purnomo juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak hanya mematikan lampu satu jam saja, melainkan mengurangi pemakaian listrik seterusnya.

"Dari sisi PLN kita selalu menyampaikan masalah hemat energi. Bukan hanya satu jam, tapi kita mengimbau mengurangi pemakaian," ujarnya. (okezone.com)

Categories:

0 Response for the "PLN Sambut Baik Aksi Earth Hour"

Posting Komentar