Terkoplak-koplak

Information blog



Wakil Presiden Boediono menyatakan, manusia sebenarnya spesies yang ganas. Ia memiliki segalanya, termasuk kemampuan otak dan teknologi untuk melakukan berbagai konservasi. Namun, dengan kemampuannya itu, manusia justru cenderung memanfaatkannya untuk kepentingan komersialisasi dengan berbagai cara eksploitasi yang tidak terkendali.

Bahkan, ada kalanya manusia melupakan tema konservasi tersebut. Oleh sebab itu, manusia harus selalu diingatkan untuk selalu melakukan berbagai konservasi dengan tujuan perlindungan dan kelestarian alam.

Hal itu diungkapkan Wapres Boediono saat menghadiri Deklarasi Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2010 di Istana Wapres, Jakarta. Hadir dalam acara itu antara lain Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Dalam kesempatan itu, Wapres memberikan nama Buyung kepada anak harimau asal Sumatera. Secara simbolis, Wapres juga melepas sepasang harimau dewasa yang berasal dari Aceh. Pelepasan sebenarnya dilakukan Menteri Kehutanan ke habitatnya di Kelompok Hutan Panimbangan, Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Provinsi Lampung. Jumlah populasi harimau sumatera saat ini diperkirakan tinggal sekitar 400 ekor.

"Konservasi itu suatu tema yang kadang kala kita lupakan akibat keseharian kita. Padahal, manusia bisa melakukannya dengan kemampuan otak dan teknologi yang dimilikinya. Akan tetapi, kenyatannya dengan kemampuan segalanya itu, manusia bisa menjadi spesies yang ganas, yang bisa menghabiskan semua sumber alam," tandas Boediono.

Menurut Boediono, dengan kemampuannya itu, manusia bisa mengalahkan berbagai jenis spesies lainnya. Darwin (penemu Teori Darwin) benar jika mengatakan ada kompetisi antarspesies dan sebagainya. "Dan, pemenangnya bukan spesies yang yang paling besar dan kuat, melainkan spesies yang bisa beradaptasi secara cerdas dengan lingkungannya. Itu adalah manusia," tambah Boediono.

Akan tetapi, lanjut Boediono, jika manusia tidak memiliki hati nurani untuk memberikan ruang bagi spesies lainnya untuk hidup, jelas manusia salah. "Karena itu, apabila kita lepaskan pada mekanisme ekonomi dengan cara teknologi yang hanya untuk mengeksploitasi besar-besaran tanpa batas, maka kita akan menghadapi kesalahan kita sendiri," kata Boediono.

Sementara itu, Zulkifli menyatakan, pemerintah baru berhasil menyisihkan hampir 15 persen dari seluruh wilayah di Indonesia sebagai kawasan konservasi dalam bentuk taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, dan taman wisata. Selain itu, juga penetapan program konservasi keanekaragaman di luar habitat seperti kebun binatang dan kebun raya serta penangkaran berbagai jenis spesies.

"Untuk mencegah terjadinya kepunahan keanekaragaman hayati Indonesia, tanpa mengabaikan prinsip pemanfaatan hutan lestari, pemerintah telah menetapkan 294 jenis satwa dan tumbuhan Indonesia sebagai spesies langka yang wajib dilindungi," tambah Zulkifli. (kompas.com)

Categories:

0 Response for the "Wapres: Manusia merupakan Spesies Ganas"

Posting Komentar