Terkoplak-koplak

Information blog



LONDON - Facebook menolak untuk menginstal 'pannic button' atau 'tombol panik' pada situs jejaring sosial mereka.

Tombol panik merupakan sebuah perangkat tambahan yang diusulkan pemerintah Inggris sebagai alat bantu untuk melaporkan pedofilia yang mencari mangsa melalui internet, terutama situs jejaring sosial populer.

Pada intinya, perangkat tersebut diperuntukkan bagi anak-anak untuk melapor keberadaan pedofilia dan ketika mereka terancam tindak kejahatan cyber bullying. Namun Facebook tetap bersikeras tidak akan mengalah untuk memasang perangkat tersebut. Mereka mengklaim, sistem seperti itu justru akan mengurangi jumlah laporan terkait pedofilia yang beroperasi secara online.

"Layanan ini mungkin efektif untuk situs lain, namun tidak untuk Facebook," kata juru bicara Facebook Eropa Richard Allan.

Dilansir Daily Mail, Jumat (19/3/2010), menanggapi sikap Facebook, organisasi perlindungan anak yang turut mengusulkan penerapan tombol panik menilai keputusan Facebook sangat arogan.

Juru bicara Child Exploitation and Online Protection (CEOP) Jim Gamble menyebutkan, Facebook tidak punya alasan kuat untuk menolak menerapkan sistem yang dijalankan CEOP. "Keputusan ini akan mengancam keselamatan lima juta remaja yang menggunakan Facebook di Inggris," kata Gamble.

Berbeda dengan Facebook, situs jejaring sosial lain di Inggris yang banyak diakses anak-anak dan remaja sudah mulai menerapkan sistem tersebut. Penerapan tombol panik berlaku dua minggu setelah peristiwa nahas yang menewaskan remaja 17 tahun bernama Ashleigh Hall beberapa bulan silam. Gadis tersebut dibunuh oleh pedofilia yang dikenal melalui situs jejaring sosial, dan mengaku sebagai pemuda tampan yang mengaguminya.

Sejak diterapkan di Inggris, CEOP melaporkan bahwa tombol panik efektif menjaring 267 pedofilia online yang dilaporkan oleh para remaja pengguna situs jejaring sosial. (okezone.com)

Categories:

0 Response for the "Facebook Tolak Terapkan 'Tombol Panik'"

Posting Komentar